Jumat, 20 Maret 2009

RAUT

Raut yang menggelapi angan melawan takjupindahnya mutiara hati yang tersimpan dalam angan. Hanya mampu berserah aku mulai melangkahkan kaki kearah hyang mereka inginkan, walu terkadang aku enggan meraih bintang yang terlampau jauh. Lelah, kesal, rasanya aku ingin marah tapi sayangnya aku tak berhak untuk melakukan semua itu demi orang-orang yang tak kusakiti, demi mereka yang telah mengisi istana dengan berbagai hiasan abstrak yang tak mampu aku rasakan walau terkesan indah sepintas dengan mataku yang kini tak lagi berguna total tanpa alat bantu yang memang disiapkan untuk membantu kehidupanku....

Matahari yang selalu bersahabat denganku kini mulai aku rasakan bahwa ia benar-benar setia padaku, menemaniku ketika aku benar-benar membutuhkan arah kemana siang ini aku harus berlari....."berlari.....", itu yang sealu aku katakan sambil tersenyum melihat orang - orang disekitarku tertawa melihat keadaanku yang semakin terpuruk akan keadaan yamg mulai menggerogoti kehidupanku....tatkala seorang teman berkata," kenapa engkau tak mulai belajar tentang materi kehidupanmu dan kisah cinta mereka yang selalu kau tulis menjadi bahanmu untuk memuaskan otakmu yang selalu haus akan pengertian objek percintaan. tapi seperti biasa yang aku lakukan hanya tersenyum dan merekamnya kedalam otakku agar mampu menjadi sebuah bahan dalam literatur kehidupanku.....
dalam derasnya hujan aku mulai mencermati apa yang ada di sekitarku.....kudengar dengan perlahan detuk kaki yang seolah mendekatiku...perlahan membuatku hampir tak mampu menahan suara itu...dengan kerisauan aku mendekatinya, dengan menahan ketakjubanku dan butiran kerikil jernih yang terus meneres dalam wajahku....
"masih dengan kebiasaanmu yang selalu menulis dengan memperhatikan mereka???"pertanyaan yang sangat menyedihkan dan dengan suara yang ternyata selama aku menunggunya.
"hanya itu yang mampu aku lakukan, dengan melihat kebahagiaan mereka aku pikir aku bisa merasakan kebahagiaan terasa dalam istana nuraniku...kenapa itu selalu saja kau bicarakan dengan nada yang mencekik nadiku???"dengan raut berharap aku mengatakannya.
detik yang mulai kuhitung secara perlahan kini telah berubah menjadi waktu yang tak mungkin aku hitung,tapi kita detik itu berputar aku mulai mendengar sebuah lirih kata yang entah aku nantikan atau hanya sebuah jawaban yang klise dan enggan aku dengar...!!!!!
"bahagia??yang kau harapkan dari kebahagiaan.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar